PERMAINAN SABUNG AYAM VIRAL303

Sabung Ayam adalah permainan di mana dua ayam diadu di sebuah kalangan atau arena. 

Biasanya, ayam diadu hingga salah satu kabur atau kalah, atau bahkan mati, dan permainan biasanya diikuti oleh perjudian di sekitar arena adu ayam.

Permainan menyabung ayam juga disebut berlaga ayam. Selama masa kerajaan nusantara, permainan ini telah dimainkan. Dalam buku Chu-fan-chi yang ditulis oleh Chou Ju-Kua, seorang pegawai resmi Dinasti Song, dia menggambarkan dua kerajaan yang kuat dan kaya di Asia Tenggara: Sriwijaya (juga dikenal sebagai Kadiri) dan Jawa. Ia menemukan bahwa di Jawa ada dua agama: agama Buddha dan agama Brahmana (Hindu). Orang Jawa sangat berani dan pemarah, dan mereka menghabiskan banyak waktu untuk mengadu binatang.

Panji Tohjaya adalah putra Ken Arok dan Ken Umang adalah selirnya pada masa Singhasari. Suatu hari, ia mengajak raja Singhasari Anusapati, saudara tirinya, keluar untuk mengadu ayam. Anusapati berpikir tanpa curiga karena itu adalah kesukaannya. Akhirnya, Tohjaya menusuk ayam dengan keris Mpu Gandring ketika Anusapati asyik melihat ayam bertempur. Anusapati langsung mati. Setelah Anusapati meninggal, Tohjaya mengambil alih takhta Kerajaan Singhasari selama Kesultanan Demak. Dalam salah satu legenda, seorang pangeran bermain sabung ayam dan bertemu dengan ayahnya, yang telah membuang ibunya.

Di Jawa Timur juga ada cerita tentang Sawunggaling. Jaka Berek bertanya kepada ibunya tentang sosok ayahnya saat dia dewasa. Menurut Dewi Sangkrah, ayah Jaka Berek adalah adipati Surabaya. Jaka Berek akhirnya pergi ke Surabaya dengan ayam kesayangannya. Ia memutuskan untuk mengunjungi ayahnya. Saat Jaka Berek tiba di sana, dia bertemu dengan dua kakak tirinya, Sawungrana dan Sawungsari. Mereka berdua tidak percaya jika Jaka Berek adalah anak Jayengrono sampai mereka bertiga melakukan adu ayam, dan Jaka Berek akhirnya menang. Adipati Jayengrono bertemu dengan Jaka Berek setelah adu ayam. Ia benar-benar percaya bahwa Jaka Berek adalah anaknya. Jaka Berek kemudian berhak mengambil alih takhta sang ayah. Gelar yang diberikan kepadanya adalah Raden Mas Ngabehi Sawunggaling Kulmosostronagoro.

Kecuali pulau Bali, sabung ayam dilarang di Indonesia.