Selama pemerintahan Gubernur Ali Sadikin dari tahun 1966 hingga 1977, kota Jakarta memiliki kasino.
Di awal jabatannya, Ali Sadikin terkejut ketika mengetahui bahwa APBD DKI Jakarta hanya sebesar Rp66 juta. Itu sudah mencakup subsidi pemerintah pusat dan hasil pungutan pajak daerah.
Ali Sadikin tidak tahu bagaimana membangun Jakarta dengan APBD yang begitu kecil. Dia kemudian mencari cara terbaik untuk mendapatkan dana pembangunan di Jakarta tanpa melanggar undang-undang yang ada. Djumadjitin, saat itu sebagai Sekda DKI Jakarta, kemudian menunjukkan Undang-Undang No. 11 Tahun 1957 tentang Peraturan Pajak Daerah kepadanya.
Sebagai hasil dari undang-undang ini, pemda sekarang dapat memungut pajak atas izin perjudian. Pemerintahan Ali Sadikin memiliki jalan yang luas dari sini. Pada tanggal 26 Juli 1967, Ali Sadikin mengeluarkan Surat Keputusan yang melarang perjudian gelap di seluruh wilayah DKI Jakarta. Selang dua bulan setelah SK keluar, kasino pertama di kawasan Petak Sembilan No. 52, Jakarta Barat, didirikan.
Banyak orang langsung menentang kebijakan Ali Sadikin. Dia kemudian dijuluki "Gubernur Judi" dan akhirnya "Gubernur Maksiat".
Namun, sebagai pemimpin DKI Jakarta dan Purnawirawan Letnan Jenderal KKO, dia tidak bertindak. Dia yakin dia memiliki basis hukum yang jelas.
Gubernur dari zaman sebelumnya harus mengetahuinya. Seperti dikutip dari Biografi Bang Ali: Demi Jakarta 1966-1977 karya Ramadhan K.H., Ali Sadikin berkata, "Hanya saja gubernur-gubernur lain tidak berani melakukannya."
Kasino Hailai, yang dibangun pada tahun 1971, dan Copacabana, yang dibangun pada tahun 1975 di kawasan Ancol, Jakarta Utara, adalah beberapa kasino lain yang dibuka setelah kasino di bilangan Petak Sembilan.
Copacabana Casino tidak sekadar kasino. Pada saat itu, kasino ini adalah salah satu yang paling terkenal. Casino Copacabana terletak di sebelah Hotel Horison, yang sekarang berfungsi sebagai Mercure Convention Center Ancol. Bahkan kasino ini memiliki ruang VIP eksklusif di mana hanya pejudi kelas atas yang boleh masuk.
Hailai Casino juga merupakan kasino bergengsi pada masanya. Menurut laporan, pengusaha kaya asal Hong Kong Stanley Ho, yang juga dikenal sebagai "Godfather & King of Gambling", adalah pemilik SJM Holdings, sebuah perusahaan besar yang memiliki 19 kasino di Makau. Casino Grand Lisboa adalah salah satu yang paling terkenal.
Pendapatan pemerintah DKI Jakarta meningkat sebagai akibat dari pajak judi.
Ali Sadikin kemudian membangun Ibu Kota Jakarta dari pajak judi itu. Mulai dari proyek perbaikan kampung-kampung, pembangunan sekolah, hingga Taman Ismail Marzuki. Namun, setelah masa jabatan Ali Sadikin berakhir pada tahun 1977, para pengusaha judi merasakan kehilangan "pelindung" utama mereka.
Penutupan Casino di Jakarta
Gubernur Tjokropranolo kemudian memutuskan untuk menutup Copacabana Casino di Ancol untuk selamanya pada April 1981. Ini disebabkan oleh fakta bahwa "Ini sudah perintah Pak Harto." Seperti dikutip dalam edisi Agustus 1995 dari majalah Forum Keadilan, dia mengatakan, "Judi harus dihapus, bukan dialihkan ke tempat lain." Kasino lain juga ditutup.
Namun, situasi Hailai berbeda. Meskipun kasino ditutup, bisnis klub malam tetap berjalan. Klub malam ini sangat terkenal hingga tahun 2000-an ketika mengambil nama baru, International Hailai Executive Club. Pada November 2019, bekas gedung Hailai terbakar habis. Banyak pejudi harus terbang ke Genting, Malaysia, atau Makau, yang dikenal sebagai "Las Vegas Asia", setelah kasino-kasino di Jakarta ditutup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar